laporan praktikum pemeriksaan usap alat makan
Mata Kuliah :Penyehatan Makanan dan Minuman(PMM-A)
Dosen :Khiki purnawati,S.ST.,M.Kes
Dosen :Khiki purnawati,S.ST.,M.Kes
LAPORAN PRAKTIKUM USAP ALAT MAKAN
OLEH:
Yusni Novita
Po.714221151042
D.IV/II.A
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
T.A 2017/2018
A. DASAR TEORI
Sanitasi makanan adalah
upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak
menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan demikian, tujuan
sebenarnya dari upaya sanitasi makanan, antara lain menjamin keamanan dan kebersihan
makanan, mencegah penularan wabah penyakit, mencegah beredarnya produk makanan
yang merugikan masyarakat, dan mengurangi tingkat kerusakan atau pembususkan
pada makanan.
Upaya pengamanan makanan
dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat
penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan proses pengolahannya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain
adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat
dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Chandra, 2006).
Kontaminasi makanan dapat
terjadi setiap saat, salah satunya dari peralatan makanan yang digunakan
tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam
bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan
peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.Peranan peralatan
makanan dalam pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
prinsip-prinsip penyehatan makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan
(piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap saat
digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan bersih belum
merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan
(piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat
makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu
pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian
secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan
menjaga kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah
membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan yang dikonsumsi
(Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009).
B. TUJUAN
Agar dapat di ketahui tingkat
kebersihan dari alat makan dan alat masak
C.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Metode praktikum yaitu
metode swab dilakaukan dengan cara diusap dengan menggunakan lidi dan kapas
steril
Prinsip praktikum
a. Prinsup
Praktikum
Prinsip utama dalam praktikum usap peralatan makan
yaitu sterilisasi,semua alat dan bahan yang digunakan harus dalam keadaan
steril.Adapun sterilisasi yang dilakukan dlaam praktikum ini yaitu antara lain:
1.
Tangan dan lingkungan kerja tempat praktikum harus
dalam keadaan steril .
2.
Alat dan bahan harus dalam keadaan steri;l
3.
Tabung reaksi diplambir sebelum dan sesudah dimasukkan
sampel
4.
Pipet ukur harus diplambir sebelum dan sesudah
digunakan
5.
Menghindari bercakap saat melakukan praktikum
berlangsung
1. Sterilisasi Alat
Hari/Tanggal :Jumat,21 april 2017
Jam mulai-akhir :pukul 10.00-14.00 WITA
2. Praktikum Usap alat makan
Hari/Tanggal :kamis,27 april 2017
Jam mulai-akhir :pukul 10.00-14.00 WITA
3. Pembacaan Hasil dan perhitungan jumlah angka kuman
Hari/Tanggal :jumat, 28 april 2017
Jam mulai-akhir :pukul 10.00-11.00 WITA
a. Tempat
1. Praktikum usap alat makan
Lokasi praktikum usap alat makan berada
diperumahan warga ,jln.rappocini raya Lr.9D NO.4
2. Praktikum pemeriksaan angka lempeng total(ALT)/Angka
kuman
Proses pemeriksaaan dilaksanakan
dilaboratorium mikrobiologi kampus poltekkes kemenkes makassar jurusan
kesehatan lingkungan.
b. Prosedur pelaksana
1. Tahap persiapan alat dan bahan
a. Alat
1) a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum usap alat makan adalah sebagai berikut :
Lidi berkapas / swab
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum usap alat makan adalah sebagai berikut :
Lidi berkapas / swab
petridis steril
luas jendela
erlenmeyer
pengaduk
lampu spiritus
tabung reaksi
spidol
gunting
auto clav
inkubator
oven
Bunsen
Termos
Bunsen
Termos
Cawan Petri steril
Pipet ukur 10 ml steril
Kapas, karet, label, korek api, kertas payung
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum usap alat makan adalah sebagai berikut :
Air pepton
Kapas, karet, label, korek api, kertas payung
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum usap alat makan adalah sebagai berikut :
Air pepton
Larutan pengencer NaCl
0,85%
Nutrien agar
Alhokol
Kapas
Kertas label
1. Tahap pelaksana
a. Sterilisasi Alat
1) Persiapakan alat dan bahan yang akan
disterilisasi seperti pipet 10 ml,petridish,dan lidi kapas
2) Bungkus alat tersebut dengan kertas kopi dan
kertas koran
3) Masukkan alat yang telah dibungkus tadi ke
dalam oven dengan suhu 105 derajat celcius waktu 2 jam.
2. Praktikum usap alat makan
1) Persiapkan sarung tangan yang steril atau bisa dengan
membasahi tangan dengan menggunakan alkohol agar tangan menjadi steril.
2) Alat makan yang akan diperiksa masing-masing
diambil 4 buah tiap jenis yang diambil secara acak dari tempat penyimpanan.
3) Persiapkan cattan formulir pemeriksaan dengan
membagi alat makan dalam kelompok
4) Persiapkan lidi kapas steril kemudian buka
penutup tabung reaksi yang berisi air pepton
5) Plimbir bagian ujung dari tabung reaksi
tersebut ,kemudian masukkan lidi kapas steril kedalamnya
6) Lidi kapas steril dalam tabung reaksi ditekan
kedinding tabung untuk membuang/memeras airnya,lalu nagkat dan usapkan pada
setiap alat-alat makan yangdiusapkan sampai selesai
7) Permukaan tempat alat makan yang diusap,antara
lain,wajan(permukaan bagian dalam wajan)dengan metode luas jendela 5x5cm dan
garpu(permukaan bagian dalam dan luar alat penusuk),setiap bidang dilakukan 3x
berturut-turut setiap usapan harus mencapai luas sekitar 8 inchipersegi.
8) Setelah dilakukan pengusapan lidi kapas
dimasukan kedalam botol,dan bibir tabung dipanaskan dengan api spiritus lalu
ditutup kembali.
9) Tempelkan kertas label tulis nama,jenis alat
makan,nama pengambil,tujuan pengambil
10) Kirimkan ke laboratorium dengan suhu dingin
untuk diperiksa.
3. Pemeriksaan angka lempeng total
1) Siapkan larutan pengencer NaCl 0,85% sebanyak masing-masing 2 tabung dan 2 buah pertidsh yang di beri kode 10-1,10-2dan
kontrol.
2) Ambil 1 ml larutan pengencer NaCl steril dengan kode
kontrol dan masukkan ke dalam pertidsh yang juga berkode kontrol.
3) Ambil 1 ml sampel dengan pipet steril dan masukkan
ke dalam tabung reaksi dengan kode 10-1 pipet lepas sebanyak 25kali dan tidak boleh di tutup
4) Pipet 2 ml dari tabung 10-1 dan masukkan ke dalam pertidsh yang
berkode 10-1 dan 1 ml
sisanya ke tabung 10-2 pipet
lepas sebanyak 25 kali
5)
Pipet 1
ml dari tabung 10-2 masukkan
1 ml ke dalam petridsh yang sudah di beri kode 10-2
6) Tuangi
petridish yang berisi sampel dengan suhu 55o C
– 56o c sebanyak ± 15
ml
7) Di goyang-goyang agar rata dan dibiarkan beku
8)
Masukkan
petridsh di dalam inkuator untuk di eramkan dan petridish di balik dengan suhu
37o C selama 1 x 24
jam
4. Pembacaan hasil dan perhitungan ALT
1) Keluarkan petridish yang berisi
sampel yang telah dieramkan selama 1x24 jam
2) Hiitung jumlah kuman yang berbentuk
bulatan pada sampel,kemudian masukan kedalam rumus yang telah ditentukan
Rumus
ALT = (101 – C) x 10 + (102 – C) x 100
2
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus,sebgai berikut:
1)
Wajan
Untuk pengencer pertama(1010) :12
kuman
Untuk pengencer kedua(10-1) :8
kuman
Untuk kontrol :31
kuman koloni/cm2
Maka diperhitungkan sebagai berikut:
ALT = (12-3)x10+(8-3)x100
2
=(9)x10+(5)x100=295
2
=295 =2.36kol/cm2
125
CATATAN:luas jendela yang digunakan=5x5=25cm2 pada
titik dipermukaan wajan yang digunakan sehingga luas jendela seluruhnya=125 cm2
2)Garpu
Untuk pengencer pertama(1010) :33
kuman
Untuk pengencer kedua(10-1) :26
kuman
Untuk kontrol :31
kuman koloni/cm2
Maka diperhitungkan sebagai berikut:
ALT = (33-3)x10+(26-3)x100
2
=(30)x10+(23)x100
2
= 2600=130036kol/cm2
2
2
A.
HASIL DAN ANALISA HASIL
a. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dilaboratorium
mikrobiologi,maka didapat angka kuman pada alat makan sebagai berikut:
NO
|
JENIS
ALAT MAKAN
|
JUMLAH
ALT(koloni/cm2
|
1.
|
wajan
|
2.36
|
2.
|
garpu
|
1300
|
b. Analisa Hasil
Setelah dilakukan praktikum,dapat menganalisa bahwa pertumbuhan koloni bakteri pada
pengencer yang tinggi diperoleh angka kuman yang tinggi, jadi semakin rendah
tingkat pengencerannya maka akan diperoleh nilai angka kuman yang semakin
rendah pula.Dan perhitungan pada kontrol yang seharusnya tidak terdapat kuman,
karena dalam kontrol hanya terdapat pengencer steril yang tidak ditumbuhi atau
ditaburi koloni bakteri, ternyata masih terdapat angka kuman yang banyak. Hal
ini terjadi, kemungkinan besar karena adanya kontaminasi pada saat pemeriksaan
dan perlakuan.Maka dapat dilihat bahwa sampel alat makan yang
diteliti dapat dikatakan tidak sehat dan
tidak layak untuk digunakan oleh masyarakatkarena melebihibatas Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa alat makan tidak boleh mengandung bakteri lebih
dari 0 koloni/cm2.
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan tingginya hasil pemeriksaan alat makan padaAsrama Putri Jurusan Kesehatan Lingkungan tersebut yaitu :
1.
Pencucian
peralatan makan, dicuci pada 1 ember air yang dilakukan hingga
beberapakali pencucian (pencucian peralatan pada air yang tidak mengalir).
2.
Tempat
penyimpanan peralatan makan berada didekat tempat penyajian (dekat dengan pintumasuk).
3.
Lap yang
digunakan yaitu hanya 1 lap untuk melap alat makan yang habis dicuci, tempat
penyajian, dan tempat makan, dll.
4.
Adapun faktor
lain yang memungkinkan dapat menyebabkan keberadaan kuman (bakteri) pada
alat makan AsramaPutri Jurusan Kesehatan Lingkungan tersebut yaitu dapat pula dipengaruhi
dari ketidaktelitian praktikan pada saat melalukan percobaan, termasuk
pelaksanaan praktikum yang tidak sesuai prinsip kerja, dalam hal ini adalah
kesalahan cara pengambilan sampel serta banyak berbicara pada saat melakukan
praktikum.
5.
Akibat
kontaminasi bakteri terhadap alat makan akan mempengaruhi kesehatan meskipun
pada dasarnya tidak berhubungan langsung dengan makanan. Akan tetapi,
persyaratan higiene dan sanitasi makanan salah satunya ditentukan oleh
peralatan makanan.
KESIMPULAN
Komentar
Posting Komentar